Kasus Bunuh Diri Meningkat, Kemenkes Soroti Pengaruh Penggunaan Media Sosial

Kasus bunuh diri makin marak terjadi. Kondisi ini menjadi sorotan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI). Direktur Direktur Kesehatan Jiwa Kemenkes Imran Pambudi mengungkapkan salah satu kemungkinan pemicunya.

Menurut dia, informasi yang beragam dari berbagai media sosial bisa memicu seseorang bisa mengalami gangguan jiwa. Di media sosial banyak orang tidak bisa membedakan fakta atau tidak. Seringkali juga seseorang akan membandingkan diri dengan kesejahteraan orang lain.

KPU Sabu Raijua Klarifikasi Dokumen Krisman Riwu Kore yang Tersebar di Media Sosial Pos kupang.com Kelakuan Iptu Rudiana Malah Terbongkar Gara gara Elza Syarief Tunjukkan Video Terpidana Kasus Vina Surya.co.id Nasib 4 Jaksa Kejari Konsel Kena Imbas Kasus Guru Supriyani, Benarkah Terima Uang Rp 15 Juta? Surya.co.id

Skor 1 2, Hasil Akhir Pertandingan Timnas Indonesia vs China dan Klasemen Terbaru Grup C Zona Asia Banjarmasinpost.co.id Lalu, muncul rasa kecemasan berlebihan, tidak punya harapan tentang kehidupan hingga berhalusinasi. "Banyak paparan media media sosial juga membuat orang gampang terpicu gangguan jiwa, membandingkan diri dengan prestasi orang lain," kata dia saat ditemui di Jakarta, Jumat (11/10/2024).

Meski tidak ada jumlah angka pasti terkait kejadian bunuh diri akibat gangguan mental, sejumlah kasus memperlihatkan bahwa kesehatan mental di Indonesia masih dihantui stigma di masyarakat. Kebanyakan orang dengan gangguan mental disembunyikan atau tidak berani berbicara terus terang tentang keadaaannya. "Ini merupakan fenomena gunung es atau (iceberg phenomenon). Kondisi saat ini merupakan bagian kecil dari keseluruhan kasus yang terjadi namun tidak tampak dan jauh lebih besar," tuturnya.

Dirinya berharap, masyarakat mampu menyaring segala informasi yang bertebaran di media sosial dan segera mencari pertolongan jika mengalami luka psikologis. "Saat ini terlalu banyak informasi. Kita harus menyaring informasi apa saja yang perlu kita dapatkan. Literasi menyaring informasi itu penting supaya tidak stres , kita suka membandingkan diri dengn orang lain yang belum tentu kita perlukan juga," jelasnya. Imran mengatakan, jika tidak sedang baik baik saja maka bisa mencari tempat bercerita atau curhat agar masalah yang dihadapi tidak berkembang menjadi gangguan mental.

Semakin cepat dideteksi maka semakin cepat pula ditangani. Dikesempatan yang sama, salah satu pusat solusi kesehatan mental, Ibunda.id memperkenalkan Wellme, aplikasi untuk mendapatkan akses layanan konseling bersama profesional. “Ke depannya kami terus berinovasi dan berkembang agar memberi dampak untuk Indonesia yang lebih sehat mental. Kami percaya bahwa perubahan besar dimulai dari pengalaman pengguna yang sederhana namun berdaya guna,” ungkap Chief Empowerment Officer Ibunda.id Arif Fajar Saputra.

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *